Acara diskusi Apa Kabar Indonesia Pagi yang ditayangkan TvOne kemarin
pagi diwarnai insiden. Dalam diskusi dengan tema pembatasan jam operasi
tempat hiburan malam, Juru Bicara FPI Munarman menyiram sosiolog
Universitas Indonesia (UI) Thamrin Amal Tomagola dengan secangkir teh.
Munarman
mengaku kesal dengan Thamrin karena sosiolog itu memotong-motong
pembicaraannya.
Namun,
hingga acara diskusi selesai, mantan Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum
Indonesia (YLBHI) ini enggan untuk meminta maaf kepada Thamrin.
"Biasa-biasa saja, ngapain saya minta maaf, saya tantang sekalian, saya
ladeni," tantang Munarman.
Thamrin Amal yang menjadi korban
penyiraman teh ini mengatakan Munarman tidak suka pernyataannya. Thamrin
membeberkan penyebab Munarman reaktif dalam tiga poin.
"Pertama
ancaman polisi akan menindak ormas yang melakukan sweeping, yang itu
adalah agenda polisi tahunan. Kemudian dia menyatakan, penyebab polisi
melarang sweeping adalah karena pertanyaan wartawan kepada polisi,
sehingga polisi menjawab akan menindak. Ketiga, dia bilang aparat Negara
tidak pernah hadir saat ada kekerasan, saya bilang betul. Negara banyak
membiarkan kekerasan, nah pada saat saya melakukan komentar itu. Dia
anggap saya membela yang minoritas," terang Thamrin.
Kemudian
Thamrin menambahkan, Munarman menudingnya selalu membuat analisa yang
menyudutkan Islam. Dirinya menambahkan, kekerasan harus dihentikan
dimulai dari rumah tangga, komunitas, sekolah, lembaga legislatif dan
lingkungan.
"Jangan sampai meniru kekerasan. Itu konyol.
Kemarahan itu berasal dari sana (kepincangan ekonomi). Dan, kita juga
harus hindari dakwah dengan yang keras. Mereka yang berada dalam posisi
yang tidak berdaya, akan merasa terancam," jelasnya.
Pernyataannya
itu, menurut Thamrin, disebutnya sebagai pemicu kemarahan Munarman
hingga menyiramkan segelas minuman kepada dirinya. Tidak terima dengan
perlakukan Munarman yang tidak etis, dirinya melaporkan Munarman ke
polisi.
Thamrin tak mau banyak komentar. Tampak jelas kekesalan
Thamrin kepada Munarman. Dia mengungkapkan kekesalannya dengan intonasi
suara marah.
"Saya ini sedang lapor ke polisi," kata Thamrin dengan nada marah.
Munarman
sama sekali tidak takut jika dirinya dilaporkan Thamrin ke polisi.
Munarman menegaskan dia cuma takut dengan api neraka.
Selain itu,
tidak tampak sama sekali penyesalan di wajah Munarman. Bahkan, Menurut
dia, siraman pantas didapat Thamrin yang kerap memotong pembicaraannya.
"Kenapa takut? Saya takut masuk neraka, saya tidak takut masuk penjara," tegas Munarman.
Dengan
santai, Munarman pun berkelakar dia tidak menyiram Thamrin, tapi hanya
'ngasih minum'."Saya lihat dia (Thamrin) pagi-pagi belum minum teh,
haus, ya kita kasih minum. Karena jauh, ya jadinya begitu," katanya
dengan santai.
Insiden Juru Bicara FPI Munarman yang menyiram
muka sosiolog Universitas Indonesia (UI) Thamrin Amal Tomagola dengan
secangkir teh, di acara diskusi yang disiarkan langsung oleh TvOne itu,
tak luput dari pantauan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).
Wakil
Ketua KPI Eski Tri Rezeki Widianty menegaskan, insiden tak senonoh itu
harus menjadi pelajaran bagi TvOne ke depan. Mereka harus mendefinisikan
kembali siapa yang layak menjadi narasumber sesuai dengan Standar
Operasional Prosedur (SOP) tentang pemilihan narasumber, terutama untuk
acara live.
"Kami sebenarnya sudah berkali-kali mengingatkan
stasiun televisi untuk memilih narasumber yang sesuai. Acara tadi pagi
itu saya sudah lihat. Ini harus menjadi pelajaran bagi TvOne," kata Eski
yang juga menjabat sebagai Komisioner Isi Siaran di KPI ini.
Menurut
Eski, acara diskusi di TvOne tadi pagi berkaitan dengan organisasi
kemasyarakatan (ormas). Namun televisi itu memilih narasumber dari Front
Pembela Islam (FPI). Dia menilai, pemanggilan FPI itu lebih banyak
sensasinya dari pada muatan pengetahuan.
Seharusnya, dia
melanjutkan, masih banyak ormas lebih baik lain yang bisa dimintai
pendapat dan menjadi narasumber. "TV kita memang cenderung lebih banyak
mengedepankan sensasi, dari pada informasi yang mendidik untuk publik.
Jadi jangan hanya mengejar sensasi," tuturnya.
Elki mengaku, jika
sudah seharusnya tvone meminta maaf kepada publik atas insiden yang
tidak patut ditonton tersebut. Pihaknya berharap, agar siaran tv lebih
mengedepankan muatan pengetahuan dibandingkan hanya mengejar sensasi
semata.
"Mereka berjanji akan mengevaluasi internal, dan berjanji ke depan tidak akan terjadi lagi," pungkasnya.
Sumber : merdeka.com
Munarman, siram teh dan pesan KPI untuk Tv One
Redaksi | Sabtu, 29 Juni 2013 | detak info
Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi www.detakinfo.blogspot.com. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.
0 Comments
Tweets